Story of My Life
Terkadang
ada dimana kita harus mengubah hidup atau hidup yang mengubah kita,
jika kita ingin mengubah hidup kita harus kita harus berusaha dan
bekerja keras dan yang terpenting berdoa. Terkadang kita harus rela menerima apa adanya semua itu, kita harus melepaskan yang menurut kita terbaik untuk kebaikan kita sendiri.
Kisah hidup ini tidak membuatku sepenuhnya
berubah, terkadang ada proses yang harus
dijalani sedikit demi sedikit. Kisahku bermula dari awal masuk SMA, masa
pendaftaran, MBPDB kulewati layaknya air mengalir. Tetapi ada satu yang
menghalangi langkahku setelah masa MBPDB, ketika pembagian kelas aku tidak
terlalu berharap ingin masuk kelas IPA atau IPS, tetapi dari hati yang paling
dalam terkadang aku ingin sekali masuk kelas IPA dan dari hasil test IQ ku yang
pernah aku lakukan, aku sebenarnya cocok masuk jurusan IPA.
Hari itu hari Kamis, aku datang kesekolah dengan harap-harap cemas terus memikirkan apakah aku masuk kelas IPA atau IPS? Itu semua dapat mengubah masa depanku, entah aku jadi apa nanti. Satu persatu kertas pengumuman itu ditempel, aku lihat kelas 10MIA1,MIA2,MIA3, tetap tak ada namaku. Awalnya aku berfikir mungkin aku tidak teliti membacanya. Saat itu juga seluruh siswa SMA harap berkumpul di depan gedung baru, aku pun langsung berkumpul dengan teman-temanku, kami duduk sembari mendengarkan pengumuman dan arahan dari Ibu Iva. Disitu aku bilang ke temanku bahwa aku ga masuk kelas IPA, tapi temanku berkata “coba nanti liat lagi, mungkin kamu salah”, setelah selesai kami pun langsung melihat mading, dan benar tidak ada namaku, setelah aku liat lagi aku berada di kelas IIS 3.
Awalnya cukup sedih, karena aku ga masuk IPA,
tapi apa boleh buat kalau hasil test masuk SMA aku harus masuk program IPS,
lagipula aku bisa melihat banyak peluang di IPS ini. Awalnya aku sempat disuruh
pindah oleh teman-temanku ke jurusan IPA, orangtuaku pun menyuruh ku pindah,
tetapi tiba-tiba aku ragu kalau masuk jurusan IPA, entah aku pun gatau kenapa.
Dan akhirnya teman-teman kelas ku banyak yang mengajukan diri untuk pindah
jurusan ke IPA. Jurusan IPS tidak seburuk yang kalian pikirkan, banyak anak-anak
IPS yang sukses, malah anak IPS itu banyak peluangnya, kita dapat
bersosialisasi bahkan kalau dipelajari lebih dalam kita dapat mengetahui
karakter seseorang, seperti Psikolog. Awalnya aku ga bisa nerima masuk
jurusan IPS, tetapi lama kelamaan aku
sadar aku berbakat dibidang IPS daripada bidang IPA.
Ini semua mungkin udah takdir dan jalan terbaik dari Allah, asal kita ikhlas menjalankannya dan menikmati segala nikmatnya yang udah diberikan ke kita. Kita bias buktiin jurusan IPS itu hebat dengan prestasi-prestasi di bidang IPS. Dan jangan pernah nganggep IPS itu rendah, kalian harus bangga, bahkan menurut penelitian peluang kerja lebih bagus IPS.
Dari
situ aku belajar menerima keadaan dengan ikhlas meskipun semua hal kecil yang tidak kita duga akan mengubah
hidup kita sendiri. Ada saatnya kita harus ngejalanin hal yang sebenarnya gamau
kita jalanin, bagaimanapun kamu harus bisa mengubah cara pandang kamu yang
awalnya kamu gak sukai itu. Jangan pernah terpengaruh dengan omongan orang yang belum tentu benar adanya. Setiap hal, setiap
bidang ada sisi bagus dan baiknya, dan jangan terlalu membesarkan sisi buruk
dari bidang tersebut . Well, everything
have benefits. Remember that!
yup, you are right! menurut gue sih IPA atau IPS sama aja, sama-sama butuh otak yang kuat -_- IPA harus kuat hapalan rumus + itungan, IPS harus lebih kuat di hapalan sejarah, sosiologi, dll + itungan di ekonomi :3
BalasHapus